PALANGKA RAYA, TABALIEN.COM – Ketimpangan sebaran tenaga kesehatan (nakes) masih menjadi persoalan serius di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, Suyuti Syamsul, mengungkapkan, meskipun rasio nakes dengan jumlah penduduk dalam beberapa kategori sudah berlebih, masalah utamanya terletak pada distribusi yang tidak merata.

“Namun, masalah besarnya ada pada sebaran, semuanya menumpuk di kota,” ujar Suyuti kepada wartawan seusai membuka kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan kesehatan tahun 2024 dan perencanaan program kesehatan tahun 2025 di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Selasa (27/8/2024).

Suyuti mencontohkan kasus bidan, di mana rasionya sudah melebihi standar ideal. “Setiap 1000 penduduk idealnya memiliki satu bidan, di Kalteng setiap 1000 penduduk sudah ada enam bidan, sehingga jumlahnya terbilang berlebih,” jelasnya.

Namun, ketimpangan sebaran masih terjadi pada kategori nakes lainnya, terutama dokter. Dengan jumlah penduduk Kalteng sebanyak 2,7 juta berdasarkan data BPS tahun 2019, idealnya Kalteng membutuhkan 2.700 dokter. “Tapi kita masih punya dokter sekitar 900-an saja saat ini, jadi masih kurang 800 dokter,” tambah Suyuti.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan Kalteng mendorong pemerintah kabupaten untuk membuat mekanisme yang dapat menarik nakes ke wilayah-wilayah terpencil. Beberapa solusi yang diusulkan termasuk pemberian kompensasi dan beasiswa bagi nakes yang bersedia bertugas di daerah terpencil.

Suyuti juga menekankan pentingnya peningkatan fasilitas di daerah terpencil dan pemberian insentif sebagai upaya untuk menarik lebih banyak nakes ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga medis.