Paus Fransiskus Pimpin Misa Akbar di GBK
JAKARTA, TABALIEN.COM – Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Dunia, memimpin Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan Stadion Madya, Jakarta, pada Kamis (5/9/2024) sore. Puluhan ribu umat Katolik memadati area tersebut, menantikan misa yang dipimpin langsung oleh Kepala Negara Vatikan.
Paus Fransiskus tiba di kompleks GBK pukul 16.13 WIB dengan mobil Innova Zenix berplat SCV-1. Sepanjang perjalanan menuju Stadion Madya, Paus disambut antusias oleh kerumunan yang berkumpul di sekitar area.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang sudah berada di lokasi lebih awal, menyambut kedatangan Paus di Stadion Madya. Mereka sempat bersalaman dan berbincang singkat sebelum Paus beralih ke kursi roda.
Misa akbar dijadwalkan dimulai pukul 17.00 WIB dan akan berlangsung di SUGBK serta Stadion Madya. Bagi umat yang tidak memiliki tiket, panitia menyediakan alternatif melalui live streaming.
Jubir Panitia Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, Romo Thomas Ulun Ismoyo, menyatakan, “Bagi mereka yang tidak memiliki tiket, silakan mengikuti misa melalui live streaming yang disiarkan di rumah atau gereja masing-masing.”
Saat ditemui di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (2/9), Romo Thomas menambahkan, “Sebagai contoh, Keuskupan Agung Jakarta yang mencakup Tangerang dan Bekasi, dari 68 gereja Katolik, 59 akan mengadakan misa online pada hari dan jam yang sama. Mereka yang tidak bisa hadir dapat mengikuti acara dari rumah atau gereja.”
Biografi Singkat Paus Fransiskus
Paus Fransiskus, nama lahir Jorge Mario Bergoglio, lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara dalam keluarga imigran Italia. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Bergoglio memutuskan untuk memasuki seminari dan akhirnya ditahbiskan sebagai imam pada 1969. Dia melanjutkan studi teologi dan filosofinya, yang membentuk pandangannya tentang gereja dan masyarakat.
Pada tahun 1992, Bergoglio diangkat menjadi Uskup Agung Buenos Aires dan dikenal karena pendekatannya yang sederhana dan keterlibatannya dalam masalah sosial, termasuk kemiskinan dan keadilan sosial. Ia juga terlibat dalam reformasi Gereja Katolik di Argentina, mengutamakan pelayanan kepada yang miskin dan terpinggirkan.
Paus Fransiskus terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI. Ia menjadi Paus pertama dari Amerika Latin dan memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi, yang dikenal dengan kesederhanaan dan kasih sayangnya terhadap makhluk hidup. Keputusan ini mencerminkan komitmennya terhadap kemiskinan dan pelayanan kepada orang miskin.
Sebagai Paus, Fransiskus terkenal karena pendekatan pastoralnya yang terbuka dan inklusif. Ia memfokuskan perhatian pada isu-isu global seperti perubahan iklim, migrasi, dan ketidakadilan ekonomi. Pesan-pesannya sering kali menekankan pentingnya toleransi, dialog antaragama, dan perlunya reformasi internal Gereja.
Paus Fransiskus juga memimpin Sinode dan Konsili untuk mendiskusikan berbagai isu penting bagi Gereja Katolik, termasuk pernikahan, keluarga, dan isu-isu moral kontemporer. Ia berusaha membawa perubahan dalam struktur dan doktrin Gereja, meskipun sering kali menghadapi tantangan dan perdebatan internal.
Kepemimpinan Paus Fransiskus telah menarik perhatian global dan membuatnya menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam diskursus etika dan sosial saat ini. Dedikasinya terhadap keadilan sosial, kesederhanaan, dan keterbukaan membuatnya menjadi figur yang dicintai dan dihormati di seluruh dunia.