BALIKPAPAN, TABALIEN.com – Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas periode 2014-2015, Andrinof Chaniago, menyatakan sikap penolakannya terhadap pembangunan kereta api pengangkut batubara. Ia mengungkapkan proyek tersebut dinilai sebagai bentuk pengaktifan kembali sistem kolonialisme.
“Saya sebut istilahnya menghidupkan kembali sistem kolonial karena mempercepat eksploitasi besar-besaran sumber daya alam mentah yang 80 persen lebih diekspor,” kata Andrinof di diskusi yang diselenggarakan oleh Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) di Balikpapan, Rabu (30/10/2024).
Andrinof mengatakan, pembangunan kereta api batubara sama dengan memajukan negara lain dan merusak negara sendiri. Karena pendapatan daerah kedepannya akan habis untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dan sosial dampak dari tambang.
“Apapun bentuknya jika itu untuk menganggkut batubara maka saya tolak. Saya berusaha meluruskan tata kelola batubara ini sejak awal masa jabatan di Bappenas tahun 2014,” tegas Andrinof.
Pada 2022 lalu, proyek kereta api pengangkut batubara dengan rute Puruk Cahu- Batanjung- Bangkuang dikeluarkan dari proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Keputusan itu diambil karena pemerintah khawatir, jika proyek kereta api sepanjang 480 kilometer (km) ini dilanjutkan, proyek ini akan membuka eksploitasi batubara dan kekayaan alam di Kalimantan secara besar- besaran.
