JAKARTA, Tabalien.com – Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat pada awal perdagangan tahun 2025. Pelemahan terjadi menjelang perilisan data Indeks Harga Konsumen (IHK) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan data Refinitiv, Kamis (2/1/2025) pukul 09:35 WIB, rupiah terkoreksi 1,06% ke level Rp16.260/US$. Posisi ini kontras dengan penutupan perdagangan akhir tahun 2024 yang menguat 0,25% di level Rp16.090/US$.
Konsensus CNBC Indonesia memproyeksikan inflasi inti Desember 2024 akan mencapai 2,29% (year-on-year/yoy), naik tipis dari November yang tercatat 2,26%. Sementara inflasi bulanan diperkirakan mencapai 0,47% (month-to-month/mtm), yang jika terealisasi akan menjadi yang tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.
“Jika proyeksi inflasi tahunan Desember 2024 sebesar 1,61% terealisasi, maka akan mencetak rekor sebagai inflasi terendah dalam sejarah Indonesia,” kata seorang analis yang enggan disebutkan namanya.
Sebelumnya, pada November 2024, BPS mencatat inflasi bulanan sebesar 0,30% (mtm) dengan inflasi tahunan 1,55% (yoy). Indonesia menggunakan inflasi Desember (yoy) sebagai acuan inflasi sepanjang tahun. (Mth)
