Harga Emas Meroket di Tengah Melemahnya Dolar AS dan Sentimen Natal

Ilustrasi Emas

JAKARTA, TABALIEN.com – Harga emas melonjak tajam setelah data inflasi pengeluaran pribadi Amerika Serikat (PCE) menunjukkan perlambatan, disertai penurunan indeks dolar AS dan imbal hasil Treasury. Sentimen libur Natal dan Tahun Baru juga diharapkan mendukung penguatan emas lebih lanjut.

Pada perdagangan Jumat (20/12/2024), harga emas di pasar spot naik 1,04% ke level US$ 2.620,77 per troy ons, melanjutkan penguatan selama dua hari berturut-turut. Pada Senin pagi (23/12/2024), harga emas kembali menguat 0,04% ke US$ 2.622,12 per troy ons.

Penguatan emas didorong oleh pelemahan indeks dolar AS yang anjlok 0,73% ke level 107,62 pada Jumat, serta penurunan imbal hasil Treasury AS 10 tahun sebesar 0,87% ke level 4,53%. Hal ini terjadi setelah data inflasi PCE bulan November menunjukkan kenaikan 0,1% secara bulanan dan 2,4% secara tahunan, lebih rendah dari perkiraan 2,5% oleh Dow Jones.

Menurut Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, data ekonomi AS yang lebih lemah dari ekspektasi menarik kembali investor ke pasar emas. “Kami melihat orang-orang membangun kembali posisi mereka di pasar emas,” katanya.

Meskipun prospek suku bunga The Federal Reserve (The Fed) masih hawkish, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di tahun 2025 meningkat, yang dapat mendukung kenaikan harga emas lebih lanjut.

Selain faktor fundamental, sejarah menunjukkan bahwa harga emas cenderung menguat menjelang Natal. Dalam 10 tahun terakhir, emas mencatat kenaikan delapan kali pada pekan sebelum Natal, dengan permintaan terbesar berupa koin emas yang biasanya berasal dari Inggris.

Permintaan emas fisik yang tetap rendah saat ini membuka peluang kenaikan lebih lanjut di tahun 2025, terutama jika The Fed memberikan kelonggaran kebijakan untuk merespons ketakutan inflasi. Menurut catatan J.P. Morgan, “Pemangkasan suku bunga yang lebih besar dapat memicu reli emas jika ketakutan inflasi mereda.”

Harga emas memasuki periode akhir tahun dengan sentimen positif, menjadikannya instrumen investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global. (Mth)