JAKARTA, TABALIEN.com – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diprediksi akan lebih rendah pada tahun 2025 seiring proyeksi penurunan harga minyak mentah global ke level US$ 71-80 per barel. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan ini dipengaruhi beberapa faktor, termasuk terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.

“Terpilihnya Trump akan mendorong eksplorasi dan produksi minyak di AS, sehingga membuat tahun 2025 diliputi oil glut atau pasokan minyak yang berlebih,” ujar Bhima dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (31/12/2024).

Faktor lain yang mendorong penurunan harga adalah melambatnya permintaan minyak untuk industri di China dan India. “Ekonomi China masih sluggish dan diproyeksi tumbuh di 4,5 persen,” tambahnya.

Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Ishak menilai meningkatnya adopsi kendaraan listrik di berbagai negara turut menekan permintaan minyak dari sektor transportasi. “Meskipun akan ada potensi pemangkasan dari OPEC Plus namun tidak akan signifikan,” katanya.

Sementara itu, Pertamina sebagai penyalur BBM nasional masih melakukan evaluasi terkait kemungkinan penurunan harga BBM non subsidi per 1 Januari 2025. “Masih dievaluasi, besok baru bisa kami rilis,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari.

Penetapan harga BBM non subsidi akan ditentukan berdasarkan harga minyak, Mean of Platts Singapore (MOPS), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada periode 25 November hingga 24 Desember 2024. Perubahan harga BBM non subsidi biasanya diumumkan setiap tanggal 1 bulan berjalan. (Mth)