PALANGKA RAYA, TABALIEN.com – Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, menegaskan komitmennya untuk menekan angka deforestasi, khususnya di Kalimantan Tengah (Kalteng), sebagai upaya penyelamatan habitat orangutan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pernyataan tersebut disampaikan saat kunjungan kerja ke pusat reintroduksi orangutan yang dikelola Borneo Orang Utan Foundation (BOSF) di Palangka Raya, Kamis (20/3/2025).
“Laju deforestasi atau hilangnya tutupan hutan harus ditahan mengingat hutan merupakan rumah bagi orang utan,” ujar Raja Juli Antoni.
Menteri menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan, kelestarian hutan, dan kesejahteraan masyarakat.
“Ketiga elemen ini harus dimanajemen sedemikian rupa. Kesejahteraan rakyat itu penting tapi tidak mengganggu hutan dan pembangunan. Untuk mencari jalan tengah ini kita terus berdiskusi,” jelasnya.
Raja Juli Antoni juga menyoroti masalah karhutla yang kerap melanda Kalteng dan mengancam habitat orangutan. Menurutnya, pencegahan lebih penting daripada penanggulangan.
Data yang disampaikan menteri menunjukkan tren penurunan luas karhutla secara nasional. Pada 2019, terjadi kebakaran seluas 1,6 juta hektare.
Angka ini menurun menjadi 1,1 juta hektare pada 2023 dan kembali turun menjadi sekitar 360 ribu hektare pada 2024.
“Sekarang tantangan kita mengurangi 360 ribu itu. Yang paling penting itu antisipasi, jangan mengobati tapi mencegah,” tegasnya.
