Tui Forest Borneo: Upaya Restorasi Rawa Kalimantan Tengah

Perwakilan FNPF, anggota KTH Komunitas Karya Masoraian, aparat keamanan, dan pemangku kepentingan bersatu dalam peluncuran Project Tui Forest Borneo di Danau Masoraian, Kotawaringin Lama (18/2/2025).

KOTAWARINGIN BARAT, TABALIEN.com – Project Tui Forest Borneo, sebuah inisiatif restorasi ekosistem rawa seluas 125 hektar dengan target penanaman 200.000 pohon, resmi diluncurkan pada Selasa (18/2/2025) di kawasan Danau Masoraian, Kotawaringin Lama, Kalimantan Tengah.

Proyek kolaboratif ini dijalankan oleh Friends of Nature, People and Forests (FNPF) dengan dukungan TUI Care Foundation dan akan diimplementasikan di kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Masoraian yang dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Komunitas Karya Masoraian.

Peluncuran berlangsung di tepi Danau Masoraian, salah satu ekosistem rawa terpenting di Kalimantan Tengah. Para tamu melewati jembatan titian sepanjang 800 meter yang dihiasi pameran hasil survei botani tentang berbagai jenis tumbuhan pakan orangutan, memberikan nilai edukatif sekaligus apresiasi terhadap keanekaragaman hayati lokal.

“Kami sangat bangga bergabung dengan kawan-kawan HKm Masoraian. Mereka telah menjaga dan menyelamatkan hutan tersisa di sekitar Danau Masoraian,” ujar Basuki, perwakilan FNPF, Jumat (2/5/2025).

Ia menegaskan bahwa kawasan ini memiliki nilai ekologis yang tidak tergantikan.

“Ini adalah kawasan luar biasa yang tidak kita miliki di tempat lain. Danau ini menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Kotawaringin Lama,” tambahnya.

Bersamaan dengan peluncuran proyek, diluncurkan pula Perhutanan Sosial HKm Masoraian sebagai Lokus Integrated Area Development (IAD), sebuah pendekatan terpadu dalam pengelolaan kawasan hutan berbasis masyarakat.

Kepala Bappedalitbang, Juni Gultom, menjelaskan konsep IAD tersebut. Integrated Area Development Perhutanan Sosial adalah inisiatif yang bertujuan mengintegrasikan pengelolaan kawasan hutan dengan pemberdayaan masyarakat sekitar.

“Program ini dirancang untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan,” jelasnya.

Project Tui Forest Borneo tidak hanya berfokus pada penanaman pohon, tetapi juga mencakup penguatan perlindungan kawasan hutan, penerapan konservasi dan manajemen hutan berkelanjutan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekowisata berbasis alam.

Acara peluncuran dimeriahkan dengan pertunjukan silat dan tarian tradisional, diikuti dengan sajian kuliner khas Kotawaringin Lama, mencerminkan penghargaan terhadap warisan budaya dan alam setempat.

“Semoga HKm Masoraian semakin maju dan lestari. Kita semua tetap menjadi sahabat bagi mereka semua,” demikian pernyataan penutup dari para pemangku kepentingan, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Project Tui Forest Borneo diharapkan dapat menjadi model keberhasilan konservasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan, menjaga kelestarian ekosistem rawa untuk generasi mendatang.

Tutup