Banjir Landa Kalteng, Ribuan Warga Terdampak

Personel Kompi 2 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Kalteng bersama BPBD dan Polres Murung Raya mengevakuasi korban banjir di Kabupaten Murung Raya. (Tabalien.com/Dokumentasi Polda Kalteng)

PALANGKA RAYA, TABALIEN.com – Bencana banjir melanda beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah hingga Rabu (5/3/2025). Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat naiknya permukaan air yang menggenangi pemukiman.

Berdasarkan data yang disampaikan Manager Advokasi, Kampanye, dan Kajian WALHI Kalimantan Tengah, Janang Firman Palanungkai, setidaknya tiga kabupaten terdampak parah.

“Di Kabupaten Barito Selatan, banjir merendam satu kecamatan dengan dampak mencapai 825 kepala keluarga. Total 2.661 jiwa terpaksa mengungsi,” kata Janang.

Kondisi lebih parah terjadi di Kabupaten Katingan dengan 1.070 unit rumah terendam. Banjir di kabupaten ini menimpa 3.550 jiwa dari 1.335 kepala keluarga yang tersebar di enam desa.

“Kabupaten Kapuas juga tidak luput dari bencana banjir akibat luapan Sungai Muroi. Setidaknya 135 rumah warga di Desa Bukit Batu, Kecamatan Mantangai terendam,” jelas Janang.

BMKG Tjilik Riwut sebelumnya telah mengeluarkan prediksi curah hujan untuk periode Maret hingga April 2025. Sebagian besar wilayah Kalteng diprediksi mengalami curah hujan kategori menengah hingga tinggi.

Janang mengungkapkan, tingginya intensitas hujan tidak mampu ditampung oleh wilayah resapan air yang tersisa.

“Pengalihfungsian hutan dan gambut menjadi industri ekstraktif telah menurunkan daya dukung lingkungan,” ujarnya.

Data Simontini menempatkan Kalimantan Tengah di posisi kedua dengan deforestasi terbesar di Indonesia. Terjadi kenaikan luas deforestasi sebesar 9.165 hektar dalam setahun terakhir, dari 30.433 hektar pada 2023 menjadi 39.598 hektar pada 2024.

Kajian WALHI menunjukkan deforestasi di Kalimantan Tengah didominasi tiga sektor utama: perkebunan sawit menyumbang 925,04 hektar, Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas 1.719,09 hektar, dan pertambangan batubara 3.300 hektar.

Simontini mencatat Kabupaten Kapuas menduduki posisi kedelapan nasional dengan deforestasi seluas 5.589 hektar, sementara Kabupaten Katingan berada di posisi kesepuluh dengan total deforestasi mencapai 4.809 hektar.

“Kehilangan hutan yang signifikan memperburuk kondisi lingkungan dan memperparah bencana banjir. Deforestasi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan-Kapuas berdampak langsung pada daerah hilir sungai,” tegas Janang.

Enam perusahaan HTI dan satu pertambangan menyumbang deforestasi seluas 3.367 hektar hutan pada 2024 di bentang alam DAS Kahayan-Kapuas yang berperan penting sebagai daerah resapan air.

Janang mengkritisi kelalaian pemerintah dalam mitigasi bencana. Ia menilai, kebijakan tata kelola sumber daya alam dan tata ruang di Kalimantan Tengah sangat semrawut.

Menurutnya, kebijakan yang buruk telah menimbulkan kerugian skala luas dan bencana ekologis berulang. “Rakyat selalu menjadi korban dari kebijakan yang tidak berpihak pada lingkungan,” tutup Janang.