Melestarikan Kearifan Lokal Dayak Tomun Melalui Pelatihan Assessment
KOTAWARINGIN BARAT, TABALIEN.com – Yayasan Betang Borneo Indonesia (YBBI) menggelar pelatihan tools assessment untuk mengukur ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan dan pola interaksi masyarakat adat dalam pengelolaan hutan.
Pelatihan yang diselenggarakan di aula Friends of Nature, People and Forest (FNPF) Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini merupakan upaya pelestarian kearifan lokal Suku Dayak Tomun.
“Mayoritas peralatan ritual Suku Dayak bersumber dari hutan. Hilangnya hutan akan berdampak langsung pada hilangnya kebudayaan,” ujar Direktur YBBI, Afandy, saat ditemui di lokasi pelatihan, Sabtu (24/2/2025).
Pelatihan ini membekali lima enumerator lokal dari Desa Kubung dengan kemampuan mengidentifikasi berbagai aspek kehidupan masyarakat adat, mulai dari asal-usul, nilai budaya, sistem kepercayaan, hingga pola pengelolaan sumber daya alam.
Para enumerator juga dilatih mendokumentasikan kearifan lokal dalam teknik pertanian tradisional dan pengelolaan hutan berkelanjutan.
Program Manager YBBI, Agustiandry menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari program transisi energi yang didukung Uni Eropa dan diimplementasikan World Wide Fund for Nature (WWF) serta Auriga Nusantara.
“Data yang terkumpul diharapkan menjadi landasan bagi masyarakat dalam mendorong kebijakan partisipatif di tingkat desa dan daerah,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021, Desa Kubung memiliki wilayah administratif seluas lebih dari 3.600 hektar dengan populasi 475 jiwa atau 175 kepala keluarga.
Lebih dari 70 persen wilayah desa tersebut berada dalam kawasan Hak Penguasaan Hutan (HPH) PT SBK.
Manager Project FNPF, Petrus Basuki Budi Santoso yang memfasilitasi workshop mengatakan, pemilihan enumerator dari masyarakat setempat bertujuan memastikan keterlibatan langsung komunitas dalam proses pendataan.
Hal ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dan selaras dengan kebutuhan masyarakat lokal dalam upaya preservasi dan dokumentasi kearifan lokal terkait pengelolaan hutan berkelanjutan.